Sejarah Trip atau TGP
TRIP
(Tentara Republik Indonesia Pelajar) dan TGP (Tentara Genie Pelajar) adalah dua
angkatan bersenjata yang tergabung dalam BRIGADE 17 yang beranggotakan Pelajar menengah Pertama (SMP) dan pelajar
menengah Keatas (SMA), di antara dua angkatan bersenjata itu ada sebuah
pembagian Keanggotaan dan tugas dalam
kedua Angkatan bersenjata itu, Yaitu (1) TGP (Tentara Genie Pelajar) yang terdiri dari pelajar-pelajar SMP
dari kelas VIII sampai kelas IX SMP, TGP sendiri bertugas menjadi spesialisasi
untuk sabotase alat-alat vital seperti bangunan jembatan, gudang senjata,
kantor-kantor yang sudah atau akan dikuasai oleh pihak musuh. (2) TRIP (Tentara
Republik Indonesia Pelajar) yang terdiri dari Pelajar-Pelajar SMA dari kelas X
sampai XII SMA, TRIP sendiri bertugas untuk menghadang musuh atau
kontak senjata dengan cara grilya
atau langsung.
TRIP dan TGP mempunyai peranan penting dalam mata rantai perjuangan
Masyarakat dan bangsa Indonesia, sehingga mereka mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembebasan bangsa ini dari cengkraman penjajah, di kota madiun
sendiri TRIP dan TGP adalah kumpulan para pelajar yang mempunyai semangat
Nasionalisme dan mempunyai jiwa militansi yang tinggi. Mereka rela meninggalkan
bangku sekolahnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda, peran mereka
begitu besar mereka sangat memanfaatkan daerah sekitar kota Madiun yang sangat
strategis itu untuk bergrilya dan mempertahankan diri dari ancaman musuh yang
datang dari daerah Surabaya. Pergerakan mereka berpusat di sekolah-sekolah di
kota Madiun untuk TRIP sendiri pergerakannya berpusat di SMP 2 madiun, sekolah
itu dahulu dikenal sebagai HSC (Holandch
Chinnessch School) lalu
sekolah itu beralih ke tangan pemerintah dan sekolah itu bernama SMP 2 Madiun, lalu
ketika zaman pergerakan pada tahun 1945-1950an sekolah itu dikenal sebagai SMP
pertahanan dan Untuk TGP sendiri pergerakan mereka berpusat di SMP 12, dahulu
SMP itu dikenal sebagai Sekolah Teknik atau sekolah teknik menengah pertama. (Wawancara dengan Bapak Soekirman, mantan Tentara
Genie Pelajar (TGP) Kota madiun)
Perjuangan para anggota TRIP sangatlah besar ketika kota Madiun
mengalami pergolakan dengan kekuatan PKI, dalam peristiwa Pembrontakan PKI di Madiun.
PKI mengambil alih kekuasaan Kota Madiun dengan sangat cepat, kecuali markas
TRIP yang berada di smp 2 madiun dan markas komando I, Pesindo berharap dengan popularitas dan wibawa yang
diperoleh mereka akan ditakuti dan akhirnya para pelajar ini akan mudah dapat
dibujuk untuk bergabung dengan mereka. Namun pendapat mereka ternyata salah
besar, para pelajar khususnya TRIP menyatakan tetap setia pada pemerintah RI
dan menolak tegas bergabung dengan FDR/PKI. Pada tanggal 18 september 1948
Pesindo (organisasi pemuda milik PKI) menyuruh anggota TRIP untuk menyerahkan
senjatanya, TRIP pada awalnya memiliki Saat itu ada satu senapan laras
panjang,satu bren (senapan mesin) dilemparkan melalui pagar tembok oleh 3
anggota TRIP yg diterima oleh laskar PESINDO, senjata-senjata itu baru
diketahui hilang ketika beberapa anggota TRIP melakukan pengecekan dan mereka
mendapat info bahwa ada penghianat di dalam tubuh TRIP, pada tanggal 22
september 1948 TRIP melakukan aksi
penolakan terhadap Musso dengan menyebar Pamflet-pamflet yang berisi tentang
perlawanan terhadap musso, akan tetapi pesindo memanfaatkan penghianat dari
TRIP itu untuk mencari pemimpin-pemimpin penyebar pamflet itu dan Pesindo
melakukan penyerbuan terhadap markas TRIP, akhirnya Pesindo menemukan para
pemimpin penyebar pamflet itu, lalu para pemimpin penyebar pamflet itu di
penjarakan di LAPAS Klatak dan 3 orang penghianat dari TRIP itu di Eksekusi
Mati, dan aksi penyerbuan markas TRIP yang di lakukan oleh Pesindo itu
menewaskan seorang tentara TRIP yang bernama Moeljadi, (Fadli
zon & .M.Halwan Aliudin, 2005: 40 dan Nasikun
1993.Mustjan69.wordpress.com/2009/04/13/sekitar-sejarah-peristiwa-tahun-1948-di-madiun-dulu/#more-10.)
Dari latar belakang masalah di atas, di Kota Madiun sendiri banyak
terdapat monumen-monumen yang selama ini belum banyak dimanfaatkan sebagaimana fungsinya
salah satunya monumen Mastrip ini, dari sini dapat diketahui bahwa pentingnya
melestarikan sejarah dan kearifan lokal demi terwujudnya dan bertambahnya
sumber belajar serta penanaman nilai-nilai karakter, nilai kedisiplinan dari
para tentara Mastrip terdahulu. Dalam hal ini dapat digaris bawahi bahwasanya
pentingya sejarah dan penanaman akan nilai latar belakang sejarah, nilai serta
pemanfaatnya sebagai sumber media pembelajaran karakter.
Dalam hal ini
penanaman nilai kesejarahan dan pemanfaatanya dalam bidang sumber belajar
Sejarah sangat penting karena dapat memperbanyak wawasan serta pengetahuan mengenai
berbagai macam monumen-monumen yang merupakan suatu wujud dari kearifan lokal
itu sendiri. Beberapa sumber belajar Sejarah belum banyak diminati oleh
pendidik, siswa, maupun para pengajar pada era yang serba modern ini, sehingga
kebanyakan dari mereka hanya mengandalkan yang serba instan dan cepat saji.
Oleh karena hal itu gagasan ini diharapkan akan mampu kembali memunculkan inovasi
dan kreativitas baru dalam dunia pendidikan tentunya.
Wujud nyatanya para pendidik maupun
kaum terpelajar di Madiun sekarang harus lebih meningkatkan dan mengembangkan
berbagai media pembelajaran , Misalnya menggunakan monumen Mastrip saat ini sebagai
media pembelajaran Sejarah guna sebagai media penanaman karakter siswa SMA di
Kota Madiun dan agar apa yang belum
diketahui bisa diketahui oleh semua golongan baik pendidik, masyarakat, maupun
kaum terpelajar.
Komentar
Posting Komentar